Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Jumat, 16 Oktober 2009

Multichip, Bisnis Siiip Isi Pulsa Elektronik

Bisnis telepon seluler dan turunannya benar-benar seperti roket, melesat dengan kecepatan yang sulit diperkirakan. Apalagi di Indonesia. Dengan jumlah penduduk pada kisaran 250 juta jiwa, dan terpencar di berbagai wilayah yang terpisahkan laut, alat telekomunikasi, terutama telepon seluler, bukan lagi menjadi suatu kebutuhan sekunder, apalagi tersier. Telepon seluler telah menjadi kebutuhan primer. Hampir tak ada orang yang tak memiliki telepon seluler. Pembantu rumah tangga pun bisa menenteng benda yang bisa digunakan untuk “halo-halo” itu.
Alih-alih tidak punya telepon seluler, banyak di antaranya yang memiliki dua, tiga bahkan empat telepon seluler. Terutama bagi orang-orang yang menggantungkan hidupnya kepada informasi, seperti para eksekutif, pebisnis, profesional, politikus dan sebagainya.
Booming telepon seluler ini tentu saja diikuti dengan bisnis turunannya, utamanya bisnis pulsa. Dari para pengguna pulsa telepon seluler ini, 90% memilih produk prabayar. Kalau dinominalkan sungguh mencengangkan. Peredaran uang transaksi pulsa prabayar dalam sebulan bisa mencapai sekitar Rp2,7 triliun.
Peluang inilah yang tak lepas dari pengamatan Vivin Dian Sophia Lydiasari ketika terjun ke bisnis software server dan pendistribusian pulsa prabayar dengan mengerek brand Multichip.
Ketajaman intuisi bisnis Vivin, demikian ia akrab disapa, memang tidak muncul serta merta. Menurut ibu dari Anditama, Sena dan Wira ini, ia belajar berbisnis dari kakaknya, Lily Farida. Keduanya berkolaborasi untuk mendirikan PT Data Lima, yang memiliki kompetensi inti menjual produk-produk Teknologi Informasi dan server, pada tahun 2003.
Dua tahun berselang, ungkap sarjana kedokteran gigi ini, ia bertemu Ismail, ahli software. Merasa chemistry-nya cocok mereka saling berkolaborasi dan mengembangkan software pulsa prabayar. “Kami bisa membuat software apa saja. Namun kami fokus ke pengembangan software pulsa prabayar karena peluangnya luar biasa,” ujar istri dari Ir Pinta Damanik ini.
Intuisi bisnis ini tepat. Terbukti m-Chip Software yang dikembangkannya mendapat respon luar biasa. Bukan hanya bagi para pebisnis yang sudah “katam” di dunia pulsa, software m-Chip juga dirancang untuk orang-orang yang masih awam bisnis pulsa. “Kami menyediakan software, server dan pulsa sekaligus. Sehingga orang awam pun bisa menjalankan bisnis ini. Itulah perbedaan kami dengan penjual software yang lain,” tutur Vivin.
Kelebihan m-Chip, imbuh Vivin, software-nya dikembangkan sendiri, sehingga update terjadi sesegera mungkin ketika terjadi perubahan-perubahan di tingkat operator telepon. “Banyak orang yang sekadar menjual software, sedang pembuat dan pengembangnya pihak lain. Sehingga ketika terjadi perubahan, update tidak bisa dilakukan sesegera mungkin,” ujarnya.
Selain itu, tanpa bermaksud jumawa, Vivin menegaskan software m-Chip terbukti teruji stabil kinerjanya. “Pelanggan kami kebanyakan berada di Roxy. Dalam sehari rata-rata mereka bertransaksi minimal lima belas ribu kali. Dan terbukti kinerja software kami stabil. Memang ada software yang lebih murah dari kami, namun baru bertransaksi 2000 kali saja sudah lamban kinerjanya. Misalnya transaksi berjalan lambat atau bahkan tertunda,” sebutnya.
Dikatakan Vivin, Multichip merancang software untuk berbagai kebutuhan dan tingkatan. Bagi para pemula, Multichip memiliki software kelas bronze yang bisa bertransaksi 5.000 kali sehari, sedangkan untuk para pebisnis yang lebih besar Multichip memiliki software kelas silver yang jumlah transaksinya tak terbatas. Rancangan terakhir yang baru diluncurkan enam bulan lalu adalah software kelas gold yakni ditujukan untuk bisnis pulsa kelas besar dan yang berbasis multi level marketing (MLM). “Sekalipun harganya relatif mahal dibandingkan dua kelas lainnya, namun pembeli software gold kami sudah lebih dari 25 orang, padahal baru diluncurkan sekitar enam bulan lalu,” ujar Vivin seraya menambahkan klien pengguna software-nya secara keseluruhan sudah mencapai 235 orang tersebar di seluruh Indonesia dengan tren terus meningkat setiap tahunnya.
Pada tahun-tahun mendatang, kata Vivin, bisnis pendistribsuian pulsa elektronik masih akan terus berkembang dan sangat menguntungkan. Pertimbangan pertama, modal pulsa diperoleh dari reseller (agen dan counter). Kedua, resiko kecil karena pulsa merupakan kebutuhan utama yang mudah laku, tidak rusak, tidak ada batas waktu kedaluwarsa, dan tidak perlu transportasi karena hanya melalui pesan singkat (SMS). Ketiga, pangsa pasar luas, hampir semua orang memiliki telepon seluler. Bahkan kini sudah jamak kalau satu orang memiliki dua, tiga hingga empat telepon seluler. Keempat, keuntungan besar karena meski marginnya tipis (misalnya Rp 500 per transaksi) namun faktor pengalinya sangat besar. Di Roxy dalam satu hari seorang pengusaha pulsa telepon bisa bertransaksi minimal 15.000 kali. Itu artinya dia bisa mengantongi keuntungan minimal Rp7,5 juta per hari.
Kini selain menakhodai Multichip Vivin juga berekspansi dengan mendirikan unit usaha baru yang kompetensinya mendidik teknisi handphone. Kalau di tempat lain bisa menarik biaya Rp1 juta hingga Rp2 juta, di Dataphone hanya mematok harga Rp600.000. “Kami ingin memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada mereka yang tertarik menjadi teknisi handphone. Biar pun biayanya relatif murah tetapi kualitasnya tidak akan kalah,” ujar Vivin sedikit berpromosi. Sampai kini Dataphone sudah memiliki peserta angkatan ke 15. “Setiap angkatan hampir full booking,”